Elegant Violet Couple - Korean Sweater Couple Trend 2013. Ini adalah sebuah sweater couple yang sangat cocok untuk Anda dan pasangan Anda, sehingga hubungan Anda akan semakin romantis dan lebih erat. Elegant Violet Couple cocok untuk kegiatan sehari-hari dengan pasangan Anda, semisal untuk jalan-jalan, shopping, travelling, dan masih banyak lagi.
Elegant Violet Couple - Korean Sweater Couple Trend 2013 menggunakan bahan Rajut Halus, lembut, dan nyaman saat dipake. Ini sangat cocok untuk pergi travelling ataupun liburan bersama pasangan.
Ukuran :
Cowok Allsize fit to L
Cewek Allsize fit to M
Warna ready bisa dilihat di gambar.
Merk : Q95
• HARGA: Rp. 120.000,-
• STOK: 17 item
Jika Anda tertarik, langsung saja menuju Elegant Violet Couple - Korean Sweater Couple Trend 2013.
Read More...
Featured Contents
tatapan dunia
perjuangan ini akan menjadi tatanan tersendiri dalam hidup yang berbelit... SEMANGAT!!
me and friends RU
kehidupan ini seolah menyentuh ketangguhan insan, dan ketenangan dalam segala sesuatunya adalah kuncinya. ingat, pemikiran harus dituntaskan!!
Latest Posts
0
Lahar Jumoyo
Seperti potret yang mengalir,
alam ini menyatu dengan berputar,
bererangan menjaga satu sama lain..
tebentuk menjadi arti,
yang harus terpahami.
Putaran itu memang tak terlihat,
seperti sinar bintang,
berkibar, menari di antara hati,
yang terbalut pengganti
sebagai perantara...
Read More...
alam ini menyatu dengan berputar,
bererangan menjaga satu sama lain..
tebentuk menjadi arti,
yang harus terpahami.
Putaran itu memang tak terlihat,
seperti sinar bintang,
berkibar, menari di antara hati,
yang terbalut pengganti
sebagai perantara...
Read More...
0
Tentang Keterataan
Tentang kata keterpanaan,
beringin senandung kenyataan.
Tentang rindu batu,
bersemilir daun di musim dingin.
Tentang matahari yang menyeluruh,
maka semua jiwa teranyam keterataan pikiran-pikiran malam.
Di baju putih aku tulis arah dunia
bersamanya_lah jas dan dasi menyapa,
Aku melangkah dan hati berkobar
Keringat darah tak henti aku teteskan untuk membuat jalan lurus,
agar tak patah dengan badai halilintar.
Dan hati sudah mantap pepat,
dengan ini aku tanggalkankeluh kesah,
berganti semangat baja yang menderu di tepi pantai,
menerpa "MANGGAR" di semenanjungnya yang semakin indah berkilau!!
Read More...
beringin senandung kenyataan.
Tentang rindu batu,
bersemilir daun di musim dingin.
Tentang matahari yang menyeluruh,
maka semua jiwa teranyam keterataan pikiran-pikiran malam.
Di baju putih aku tulis arah dunia
bersamanya_lah jas dan dasi menyapa,
Aku melangkah dan hati berkobar
Keringat darah tak henti aku teteskan untuk membuat jalan lurus,
agar tak patah dengan badai halilintar.
Dan hati sudah mantap pepat,
dengan ini aku tanggalkankeluh kesah,
berganti semangat baja yang menderu di tepi pantai,
menerpa "MANGGAR" di semenanjungnya yang semakin indah berkilau!!
Read More...
0
Pori Hujan
ketika hujan rintik menyentuh hati,
angin turun menusuk,
melambaikan sentuhannya
dengan kedamaian yang lembut.
Pelajaran memang akan terus datang
seiring perjalanan,
ke depan langkah,
mengisi pori-pori kosong,
yang memang perlu keberanian
untuk membasuhnya...
Read More...
angin turun menusuk,
melambaikan sentuhannya
dengan kedamaian yang lembut.
Pelajaran memang akan terus datang
seiring perjalanan,
ke depan langkah,
mengisi pori-pori kosong,
yang memang perlu keberanian
untuk membasuhnya...
Read More...
0
Kota Gila
Pagi menyingsing, baru saja terbit setelah rembulan malam bersembunyi. Katak-katak masih berlomba, mengadu jeritan hatinya pada alam yang bersahabat.
Sementara angin sepoi-sepoi yang menusuk tulang, terganti dengan kehangatan aliran gerak tubuh yang mengaduh pada mentari.
Malam tadi memang mozaik hidup. Mozaik yang penjelajahannya adalah jiwa murni berlandaskan nurani.
Kisah manusia gila adalah kehidupanku malam tadi, dan pagi ini merupakan terusan eksplorasi kota yang sebenarnya.
“Jalan ini indah, dengan nurani dan jiwa yang bebas, sebebas kehidupan gila yang memang hanya dimiliki oleh orang-orang istimewa, orang-orang tanpa dosa.
Sebenarnya tentang jiwa dan nurani adalah milik manusia seutuhnya, namun nurani ini barganti dunia lain yang juga dimiliki dan diinginkan manusia juga, dan untuk jiwanya adalah telah bertemu kemanisan yang dirasakannya.”
Aku berjalan menyusuri riuh-ramai dengan jiwa yang benar-benar aku miliki. Sungguh luar biasa!! Hidup ini aku nikmati…
Ibu penjual nasi gudeg, aku dekati perlahan tanpa ada jiwa yang dimilikinya tentangku. Aku duduk, dan in adalah sentuhan yang ku berikan di hatinya. Dan buahnya adalah terbungkuslah sebuah nasi dengan lauk hati yang tulus.
Mungkin Ibu itu akan bercerita tentang kisahnya bersamaku pagi itu pada keluarga, tetangga, atau bahkan sebagai cerita penghantar tidur anaknya. Ahh… itu bukan urusanku, tapi mungkin saja memang terjadi.
Aku tak punya pikiran tentang kegilaan ini, karena aku telah hanyut dalam untaiannya.
Di depanku tampak anak-anak SD yang lucu dan menggemaskan. Mata dan hatinya masih tulus tanpa kabut, sehingga kata-katanya tanpa jarring, bebas menggema dengan senandungnya yang berirama, “orang gila, orang gila!!”.
***
Mata hati ini kaku, berlaku di antara nurani dan jiwa yang sudah terpecah menjadi bagian-bagian itu sendiri.
Sudah jauh berbeda, tak mungkin tersamakan!
Pikiranku meluncur dalam keberanian. Kepalaku tertunduk, namun mata tajam menatap depan, mengeksplorasi kota.
Di depan, seorang penjaga toko ku hampiri. Nampak dari wajahnya, pikirannya terkatup-katup, tekut melihatku dan keadaanku. Dari sini,nampaklah sebuah arogansi yang dibuat-buat. Penampilan rupanya tidak bias mewakili hati, mata hanya menatap pantulan luar. Yang jelas dibutuhkan hati untuk menangkap hati.
Dia mengusirku, namun mata dan wajahnya ketakutan. Aku maju melawannya dan dia lari terbirit-birit. Dalam hati, ini adalah kemenangan hati!!
Aku pergi mencari sobekan, puing, bekas, dan sisa-sisa yang semuanya ku anggap baru. Mata ini begitu jeli mencari pembuangan manusia. Entah apa itu, namun memang sebuah sisi lain yang hidup tak sama dengan sisi lainnya.
Orang seperti aku ini, punya dunia sendiri tanpa ada orang lain yang tahu, kecuali pemilik jiwa sejati dengan mata yang tak melihat penampakan luar.
Bekas sandal, sepatu, pakaian, dan botol-botol ku hiaskan pada tubuh. Sandal ku hiaskan di tangan kanan, dan sepatu di tangan kiri.
(next on...)
Read More...
Sementara angin sepoi-sepoi yang menusuk tulang, terganti dengan kehangatan aliran gerak tubuh yang mengaduh pada mentari.
Malam tadi memang mozaik hidup. Mozaik yang penjelajahannya adalah jiwa murni berlandaskan nurani.
Kisah manusia gila adalah kehidupanku malam tadi, dan pagi ini merupakan terusan eksplorasi kota yang sebenarnya.
“Jalan ini indah, dengan nurani dan jiwa yang bebas, sebebas kehidupan gila yang memang hanya dimiliki oleh orang-orang istimewa, orang-orang tanpa dosa.
Sebenarnya tentang jiwa dan nurani adalah milik manusia seutuhnya, namun nurani ini barganti dunia lain yang juga dimiliki dan diinginkan manusia juga, dan untuk jiwanya adalah telah bertemu kemanisan yang dirasakannya.”
Aku berjalan menyusuri riuh-ramai dengan jiwa yang benar-benar aku miliki. Sungguh luar biasa!! Hidup ini aku nikmati…
Ibu penjual nasi gudeg, aku dekati perlahan tanpa ada jiwa yang dimilikinya tentangku. Aku duduk, dan in adalah sentuhan yang ku berikan di hatinya. Dan buahnya adalah terbungkuslah sebuah nasi dengan lauk hati yang tulus.
Mungkin Ibu itu akan bercerita tentang kisahnya bersamaku pagi itu pada keluarga, tetangga, atau bahkan sebagai cerita penghantar tidur anaknya. Ahh… itu bukan urusanku, tapi mungkin saja memang terjadi.
Aku tak punya pikiran tentang kegilaan ini, karena aku telah hanyut dalam untaiannya.
Di depanku tampak anak-anak SD yang lucu dan menggemaskan. Mata dan hatinya masih tulus tanpa kabut, sehingga kata-katanya tanpa jarring, bebas menggema dengan senandungnya yang berirama, “orang gila, orang gila!!”.
***
Mata hati ini kaku, berlaku di antara nurani dan jiwa yang sudah terpecah menjadi bagian-bagian itu sendiri.
Sudah jauh berbeda, tak mungkin tersamakan!
Pikiranku meluncur dalam keberanian. Kepalaku tertunduk, namun mata tajam menatap depan, mengeksplorasi kota.
Di depan, seorang penjaga toko ku hampiri. Nampak dari wajahnya, pikirannya terkatup-katup, tekut melihatku dan keadaanku. Dari sini,nampaklah sebuah arogansi yang dibuat-buat. Penampilan rupanya tidak bias mewakili hati, mata hanya menatap pantulan luar. Yang jelas dibutuhkan hati untuk menangkap hati.
Dia mengusirku, namun mata dan wajahnya ketakutan. Aku maju melawannya dan dia lari terbirit-birit. Dalam hati, ini adalah kemenangan hati!!
Aku pergi mencari sobekan, puing, bekas, dan sisa-sisa yang semuanya ku anggap baru. Mata ini begitu jeli mencari pembuangan manusia. Entah apa itu, namun memang sebuah sisi lain yang hidup tak sama dengan sisi lainnya.
Orang seperti aku ini, punya dunia sendiri tanpa ada orang lain yang tahu, kecuali pemilik jiwa sejati dengan mata yang tak melihat penampakan luar.
Bekas sandal, sepatu, pakaian, dan botol-botol ku hiaskan pada tubuh. Sandal ku hiaskan di tangan kanan, dan sepatu di tangan kiri.
(next on...)
Read More...
Langganan:
Postingan (Atom)
CASOWARY OlShop
News
About Me
Labels
- Cerpen (1)
- Elegant Violet Couple (1)
- Korean Sweater Couple Trend 2013 (1)
- Privacy Policy (1)
- puisi (5)