Seperti potret yang mengalir,
alam ini menyatu dengan berputar,
bererangan menjaga satu sama lain..
tebentuk menjadi arti,
yang harus terpahami.
Putaran itu memang tak terlihat,
seperti sinar bintang,
berkibar, menari di antara hati,
yang terbalut pengganti
sebagai perantara...
Read More...
Archives
0
Tentang Keterataan
Tentang kata keterpanaan,
beringin senandung kenyataan.
Tentang rindu batu,
bersemilir daun di musim dingin.
Tentang matahari yang menyeluruh,
maka semua jiwa teranyam keterataan pikiran-pikiran malam.
Di baju putih aku tulis arah dunia
bersamanya_lah jas dan dasi menyapa,
Aku melangkah dan hati berkobar
Keringat darah tak henti aku teteskan untuk membuat jalan lurus,
agar tak patah dengan badai halilintar.
Dan hati sudah mantap pepat,
dengan ini aku tanggalkankeluh kesah,
berganti semangat baja yang menderu di tepi pantai,
menerpa "MANGGAR" di semenanjungnya yang semakin indah berkilau!!
Read More...
beringin senandung kenyataan.
Tentang rindu batu,
bersemilir daun di musim dingin.
Tentang matahari yang menyeluruh,
maka semua jiwa teranyam keterataan pikiran-pikiran malam.
Di baju putih aku tulis arah dunia
bersamanya_lah jas dan dasi menyapa,
Aku melangkah dan hati berkobar
Keringat darah tak henti aku teteskan untuk membuat jalan lurus,
agar tak patah dengan badai halilintar.
Dan hati sudah mantap pepat,
dengan ini aku tanggalkankeluh kesah,
berganti semangat baja yang menderu di tepi pantai,
menerpa "MANGGAR" di semenanjungnya yang semakin indah berkilau!!
Read More...
0
Pori Hujan
ketika hujan rintik menyentuh hati,
angin turun menusuk,
melambaikan sentuhannya
dengan kedamaian yang lembut.
Pelajaran memang akan terus datang
seiring perjalanan,
ke depan langkah,
mengisi pori-pori kosong,
yang memang perlu keberanian
untuk membasuhnya...
Read More...
angin turun menusuk,
melambaikan sentuhannya
dengan kedamaian yang lembut.
Pelajaran memang akan terus datang
seiring perjalanan,
ke depan langkah,
mengisi pori-pori kosong,
yang memang perlu keberanian
untuk membasuhnya...
Read More...
0
Kota Gila
Pagi menyingsing, baru saja terbit setelah rembulan malam bersembunyi. Katak-katak masih berlomba, mengadu jeritan hatinya pada alam yang bersahabat.
Sementara angin sepoi-sepoi yang menusuk tulang, terganti dengan kehangatan aliran gerak tubuh yang mengaduh pada mentari.
Malam tadi memang mozaik hidup. Mozaik yang penjelajahannya adalah jiwa murni berlandaskan nurani.
Kisah manusia gila adalah kehidupanku malam tadi, dan pagi ini merupakan terusan eksplorasi kota yang sebenarnya.
“Jalan ini indah, dengan nurani dan jiwa yang bebas, sebebas kehidupan gila yang memang hanya dimiliki oleh orang-orang istimewa, orang-orang tanpa dosa.
Sebenarnya tentang jiwa dan nurani adalah milik manusia seutuhnya, namun nurani ini barganti dunia lain yang juga dimiliki dan diinginkan manusia juga, dan untuk jiwanya adalah telah bertemu kemanisan yang dirasakannya.”
Aku berjalan menyusuri riuh-ramai dengan jiwa yang benar-benar aku miliki. Sungguh luar biasa!! Hidup ini aku nikmati…
Ibu penjual nasi gudeg, aku dekati perlahan tanpa ada jiwa yang dimilikinya tentangku. Aku duduk, dan in adalah sentuhan yang ku berikan di hatinya. Dan buahnya adalah terbungkuslah sebuah nasi dengan lauk hati yang tulus.
Mungkin Ibu itu akan bercerita tentang kisahnya bersamaku pagi itu pada keluarga, tetangga, atau bahkan sebagai cerita penghantar tidur anaknya. Ahh… itu bukan urusanku, tapi mungkin saja memang terjadi.
Aku tak punya pikiran tentang kegilaan ini, karena aku telah hanyut dalam untaiannya.
Di depanku tampak anak-anak SD yang lucu dan menggemaskan. Mata dan hatinya masih tulus tanpa kabut, sehingga kata-katanya tanpa jarring, bebas menggema dengan senandungnya yang berirama, “orang gila, orang gila!!”.
***
Mata hati ini kaku, berlaku di antara nurani dan jiwa yang sudah terpecah menjadi bagian-bagian itu sendiri.
Sudah jauh berbeda, tak mungkin tersamakan!
Pikiranku meluncur dalam keberanian. Kepalaku tertunduk, namun mata tajam menatap depan, mengeksplorasi kota.
Di depan, seorang penjaga toko ku hampiri. Nampak dari wajahnya, pikirannya terkatup-katup, tekut melihatku dan keadaanku. Dari sini,nampaklah sebuah arogansi yang dibuat-buat. Penampilan rupanya tidak bias mewakili hati, mata hanya menatap pantulan luar. Yang jelas dibutuhkan hati untuk menangkap hati.
Dia mengusirku, namun mata dan wajahnya ketakutan. Aku maju melawannya dan dia lari terbirit-birit. Dalam hati, ini adalah kemenangan hati!!
Aku pergi mencari sobekan, puing, bekas, dan sisa-sisa yang semuanya ku anggap baru. Mata ini begitu jeli mencari pembuangan manusia. Entah apa itu, namun memang sebuah sisi lain yang hidup tak sama dengan sisi lainnya.
Orang seperti aku ini, punya dunia sendiri tanpa ada orang lain yang tahu, kecuali pemilik jiwa sejati dengan mata yang tak melihat penampakan luar.
Bekas sandal, sepatu, pakaian, dan botol-botol ku hiaskan pada tubuh. Sandal ku hiaskan di tangan kanan, dan sepatu di tangan kiri.
(next on...)
Read More...
Sementara angin sepoi-sepoi yang menusuk tulang, terganti dengan kehangatan aliran gerak tubuh yang mengaduh pada mentari.
Malam tadi memang mozaik hidup. Mozaik yang penjelajahannya adalah jiwa murni berlandaskan nurani.
Kisah manusia gila adalah kehidupanku malam tadi, dan pagi ini merupakan terusan eksplorasi kota yang sebenarnya.
“Jalan ini indah, dengan nurani dan jiwa yang bebas, sebebas kehidupan gila yang memang hanya dimiliki oleh orang-orang istimewa, orang-orang tanpa dosa.
Sebenarnya tentang jiwa dan nurani adalah milik manusia seutuhnya, namun nurani ini barganti dunia lain yang juga dimiliki dan diinginkan manusia juga, dan untuk jiwanya adalah telah bertemu kemanisan yang dirasakannya.”
Aku berjalan menyusuri riuh-ramai dengan jiwa yang benar-benar aku miliki. Sungguh luar biasa!! Hidup ini aku nikmati…
Ibu penjual nasi gudeg, aku dekati perlahan tanpa ada jiwa yang dimilikinya tentangku. Aku duduk, dan in adalah sentuhan yang ku berikan di hatinya. Dan buahnya adalah terbungkuslah sebuah nasi dengan lauk hati yang tulus.
Mungkin Ibu itu akan bercerita tentang kisahnya bersamaku pagi itu pada keluarga, tetangga, atau bahkan sebagai cerita penghantar tidur anaknya. Ahh… itu bukan urusanku, tapi mungkin saja memang terjadi.
Aku tak punya pikiran tentang kegilaan ini, karena aku telah hanyut dalam untaiannya.
Di depanku tampak anak-anak SD yang lucu dan menggemaskan. Mata dan hatinya masih tulus tanpa kabut, sehingga kata-katanya tanpa jarring, bebas menggema dengan senandungnya yang berirama, “orang gila, orang gila!!”.
***
Mata hati ini kaku, berlaku di antara nurani dan jiwa yang sudah terpecah menjadi bagian-bagian itu sendiri.
Sudah jauh berbeda, tak mungkin tersamakan!
Pikiranku meluncur dalam keberanian. Kepalaku tertunduk, namun mata tajam menatap depan, mengeksplorasi kota.
Di depan, seorang penjaga toko ku hampiri. Nampak dari wajahnya, pikirannya terkatup-katup, tekut melihatku dan keadaanku. Dari sini,nampaklah sebuah arogansi yang dibuat-buat. Penampilan rupanya tidak bias mewakili hati, mata hanya menatap pantulan luar. Yang jelas dibutuhkan hati untuk menangkap hati.
Dia mengusirku, namun mata dan wajahnya ketakutan. Aku maju melawannya dan dia lari terbirit-birit. Dalam hati, ini adalah kemenangan hati!!
Aku pergi mencari sobekan, puing, bekas, dan sisa-sisa yang semuanya ku anggap baru. Mata ini begitu jeli mencari pembuangan manusia. Entah apa itu, namun memang sebuah sisi lain yang hidup tak sama dengan sisi lainnya.
Orang seperti aku ini, punya dunia sendiri tanpa ada orang lain yang tahu, kecuali pemilik jiwa sejati dengan mata yang tak melihat penampakan luar.
Bekas sandal, sepatu, pakaian, dan botol-botol ku hiaskan pada tubuh. Sandal ku hiaskan di tangan kanan, dan sepatu di tangan kiri.
(next on...)
Read More...
0
Goresan Bulan
Malam kemarin,
goresan katak membuat jejak di sungai kecil
bersama gemerincing hujan
yang membuat ketukan-ketukan
dengan nada alam dan tak terbayang
serasa menusuk telinga yang kosong,
Kami bangun di tengah malam,
tepat di saat nyamuk-nyamuk menyentuh kulit
serentak bersama-sama
melewati setapak licin
membangun jiwa, ketangguhan, dan ketenangan
mengisi nyali beserta bulu kuduk
setangguh bulan di atas kita
(wait a poem onwards...) Read More...
goresan katak membuat jejak di sungai kecil
bersama gemerincing hujan
yang membuat ketukan-ketukan
dengan nada alam dan tak terbayang
serasa menusuk telinga yang kosong,
Kami bangun di tengah malam,
tepat di saat nyamuk-nyamuk menyentuh kulit
serentak bersama-sama
melewati setapak licin
membangun jiwa, ketangguhan, dan ketenangan
mengisi nyali beserta bulu kuduk
setangguh bulan di atas kita
(wait a poem onwards...) Read More...
0
Aku Lupa Embun Mata
Aku lama tak merabamu
aku juga bingung kenapa ?
jalanku biarkan pikiran bekerja
membuatkan sebuah garis hidup,
Yang begitu saja berlalu
Ini ku tulis saat aku heran
pada kertas putih sembari berkelana
dalam bangun ruang
Aku mengenal dunia, dan manusia juga
ada yang baik dan baliknya. Tergantung !!
sudah ku pikirkan jernih, sebenarnya
tapi hati menutup pintunya hingga aku sendiri
tergenang limbah
yang ku olah sendiri berbentuk cinta
Kemudian cinta itu membuatku bergetar olehnya
Dan aku memilih jauh dari ramai
Menuju kosong dan air mata
Aku menikmatinya !
Mengambilnya dalam kehidupan sedikit sulit
Namun tepat sudah itu menyelimutiku
Aku kosong berpilin emas
Yang menawar hembusan-hembusan noda
Dengan embun hati yang dikeluarkan mata
Kembali lagi, aku lupa sesuatu
Aku juga mencintai tumbuhan dan lainnya di alam lain
Aku menaruh hati pada mereka, semua ! Read More...
aku juga bingung kenapa ?
jalanku biarkan pikiran bekerja
membuatkan sebuah garis hidup,
Yang begitu saja berlalu
Ini ku tulis saat aku heran
pada kertas putih sembari berkelana
dalam bangun ruang
Aku mengenal dunia, dan manusia juga
ada yang baik dan baliknya. Tergantung !!
sudah ku pikirkan jernih, sebenarnya
tapi hati menutup pintunya hingga aku sendiri
tergenang limbah
yang ku olah sendiri berbentuk cinta
Kemudian cinta itu membuatku bergetar olehnya
Dan aku memilih jauh dari ramai
Menuju kosong dan air mata
Aku menikmatinya !
Mengambilnya dalam kehidupan sedikit sulit
Namun tepat sudah itu menyelimutiku
Aku kosong berpilin emas
Yang menawar hembusan-hembusan noda
Dengan embun hati yang dikeluarkan mata
Kembali lagi, aku lupa sesuatu
Aku juga mencintai tumbuhan dan lainnya di alam lain
Aku menaruh hati pada mereka, semua ! Read More...
0
Privacy Policy
Privacy Policy for www.abdyalatief.blogspot.com
If you require any more information or have any questions about our privacy policy, please feel free to contact us by email at abdyalatief@gmail.com.
At www.abdyalatief.blogspot.com, the privacy of our visitors is of extreme importance to us. This privacy policy document outlines the types of personal information is received and collected by www.abdyalatief.blogspot.com and how it is used.
Log Files
Like many other Web sites, www.abdyalatief.blogspot.com makes use of log files. The information inside the log files includes internet protocol ( IP ) addresses, type of browser, Internet Service Provider ( ISP ), date/time stamp, referring/exit pages, and number of clicks to analyze trends, administer the site, track user’s movement around the site, and gather demographic information. IP addresses, and other such information are not linked to any information that is personally identifiable.
Cookies and Web Beacons
www.abdyalatief.blogspot.com does use cookies to store information about visitors preferences, record user-specific information on which pages the user access or visit, customize Web page content based on visitors browser type or other information that the visitor sends via their browser.
DoubleClick DART Cookie
.:: Google, as a third party vendor, uses cookies to serve ads on www.abdyalatief.blogspot.com.
.:: Google's use of the DART cookie enables it to serve ads to users based on their visit to www.abdyalatief.blogspot.com and other sites on the Internet.
.:: Users may opt out of the use of the DART cookie by visiting the Google ad and content network privacy policy at the following URL - http://www.google.com/privacy_ads.html
Some of our advertising partners may use cookies and web beacons on our site. Our advertising partners include ....
Google Adsense
These third-party ad servers or ad networks use technology to the advertisements and links that appear on www.abdyalatief.blogspot.com send directly to your browsers. They automatically receive your IP address when this occurs. Other technologies ( such as cookies, JavaScript, or Web Beacons ) may also be used by the third-party ad networks to measure the effectiveness of their advertisements and / or to personalize the advertising content that you see.
www.abdyalatief.blogspot.com has no access to or control over these cookies that are used by third-party advertisers.
You should consult the respective privacy policies of these third-party ad servers for more detailed information on their practices as well as for instructions about how to opt-out of certain practices. www.abdyalatief.blogspot.com's privacy policy does not apply to, and we cannot control the activities of, such other advertisers or web sites.
If you wish to disable cookies, you may do so through your individual browser options. More detailed information about cookie management with specific web browsers can be found at the browsers' respective websites.
Read More...
Langganan:
Postingan (Atom)
CASOWARY OlShop
News
About Me
Labels
- Cerpen (1)
- Elegant Violet Couple (1)
- Korean Sweater Couple Trend 2013 (1)
- Privacy Policy (1)
- puisi (5)